Rabu, 12 April 2017

contoh apersepsi



            Apersepsi dalam pengajaran adalah menghubungkan pelajaran lama dengan pelajaran baru, sebagai batu loncatan sejauh mana anak didik menguasai pelajaran lama sehingga dengan mudah menyerap pelajaran baru. Disaat kita akan mengajar sebuah konsep apa saja pada siswa, guru sebaiknya memahami bahwa setiap sisiwa memiliki pengalaman, sikap dan kebiasaan yang berbeda, agar dapat menggali dan menghubungkan pengalaman, sikap dan kebiasaan siswa terhadap konsep yang akan kita ajarkan perlu kiranya kita kaitkan dengan epersepsi. Apersepsi bisa saja berupa sebuah cerita, lagu, vidio, gambar dan lain-lain.
Contoh apersepsi dalam pembelajaran kimia dengan materi :
Tata Nama senyawa
Guru : selamat pagi anak-anak
Murid : selamat pagi bu
Guru : bagaimana kabar kalian hari ini ? ada yang tidak hadir ?
Murid : kabar baik bu, tidak ada bu semuanya hadir.
Guru : baiklah sebelum kita mulai pembelajaran kita, silahkan berdoa dulu.
Murid : Baik bu (doa berlangsung-sampai selesai  )            
Guru :  ibu guru mau cerita dulu, boleh ya ?
Murid : ia bu
Guru : kemaren ibu bertemu seseorang saat mengantri di kantor pos, mukanya sih terlihat garang dengan badannya yang lebih tinggi dari ibu. Awalnya ibu ragu untuk mengajak ngobrol namun ibu beranikan diri untuk berkenalan dengan orang tersebut. Setelah berkenalan ternyata beliau adalah orang yang baik dan ternyata beliau tinggal dekat perumahan ibu  dan ibu pun langsung ngobrol banyak dengan beliau.
Guru kemudian memberikan pertanyaan kepada siswa “dari kejadian itu apa pelajaran yang bisa kita ambil ?  dan dalam kegiatan perkenalan apa sih yang paling pertama kalian tanyakan ketika berkenalan?
Murid : nama bu.
Guru : mengapa harus nama  yang ingin kalian ketahui ?
Murid : karena nama merupakan identitas seseorang bu.
Guru : ia benar nama memang berfungsi sebagai identitas atau tanda pengenal seseorang.  Hal ini juga berkaitan erat dengan senyawa. Senyawa pun memiliki nama yang digunakan sebagai identitas senyawa tersebut agar dapat dibedakan dengan senyawa lain.
Murid : ooh (sambil mengangguk-angguk)
Guru : baiklah , minggu lalu kita belajar tenang ikatan kimia, ada yang bisa menjelaskan apa      itu ion dan ikatan kovalen ?
Murid :Ikatan ion (disebut juga ikatan elektrovalen atau ikatan heteropolar) terjadi karena             perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain. Ikatan ion terjadi antara atom yang                mudah melepaskan electron (elektropositif, umumnya atom logam golongan IA, IIA,                        dan IIIA) dan atom yang mudah menerima electron (elektronegatif, umumnya                                atom non logam VIA dan VIIA). Ikatan Kovalen Adalah ikatan yang terjadi karena                 pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan                                    kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi serta                      beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion.Pembentukan ikatan                       kovalen harus sesuai dengan konfigurasi elektron pada unsur gas mulia yaitu 8                           elektron (kecuali He berjumlah 2 elektron).
Guru : bagus sekali, baiklah ibu akan memberikan contoh ikatan ion dan ibu minta salah           satu yang bisa untuk mengerjakan di depan.
                  Bagaimana cara unsur Na dan Cl dapat berikatan menjadi senyawa NaCl ?
Murid : mengerjakan di papan tulis
      Na+ + Cl- →NaCl
Guru : lalu apa namanya  senyawa itu ?
Murid : (menjawab ) Natrium dan Clorida kalau digabungkan maka menjadi Natrium Clorida
Guru : cukup baik ya jawabannya. Lalu guru menjelaskan semua tentang tatanama senyawa.

2. Definisi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi
Dalam kamus bahasan Indonesia eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi memiliki pengertian
a. eksplorasi adalah kegiatan untuk memperoleh pengalaman baru dari situasi yang baru
b. elaborasi adalah pengarapan secara tekun dan cermat
c. Konfirmasi adalah pembenaran, penegasan, pengesahan

pengaplikasian dalam RPP
                      1.            Eksplorasi

      Dalam kegiatan eksplorasi, guru melibatkan peserta didik dalam mencari dan menghimpun informasi, menggunakan, menggunakan media untuk memperkaya pengalaman mengelolah informasi, memfasilitasi peserta didik berinteraksi sehingga peserta didik aktif, mendorong peserta didik mengamati gejala, menangkap tanda-tanda yang membedakan dengan gejala pada peristiwa lain, mengamati objek dilapangan dan laboratorium.
Kegiatan guru dan peserta didik dalam siklus eksplorasi adalah:
a.       Peserta didik
·                  Membentuk kelompok kecil dan bersama teman kelompoknya menelusuri informasi yang mereka butuhkan dan merumuskan masalah
·                  Mengali informasi melalui membaca, berdiskusi atau melakukan percobaan (eksperimen)
·                  Mengumpulkan dan mengolah data
b.       Guru
·                  Menggunakan berbagai macam pendekatan atau media pembelajaran
·                  Memfasilitasi terjadinya interaksi antara peserta didik dengan guru, peserta didik dengan peserta didik lainnya maupun peserta didik dengan sumber belajar
·                  Melibatkan peserta didik secara aktif


                        2.            Elaborasi

      Dalam kegiatan elaborasi, guru mendorong peserta didik untuk menulis hasil yang diperoleh melalui kegiatan eksplorasi, mendiskusikan, mendengar pendapat untuk lebih mendalami sesuatu. Menganilisi kekuatan atau kelemahan argument, mendalami pengetahuan tentang sesuatu, membangun kesepakatan melalui kegiatan kooperatif dan kolaborasi, menguji prediksi atau hipotesis, menyusun laporan atau tulisan, menyajikan hasil belajar.
Kegiatan guru dan peserta didik dalam siklus elaborasi:
1.      Peserta didik
·                  Melaporkan hasil yang diperoleh melalui kegiatan eksplorasi secara lisan maupun tertulis baik secara individu maupu kelompok
·                  Menanggapi laporan atau pendapat teman.
·                  Menyampaikan argument secara santun
·                  Mendiskusikan dan mengadakan Tanya jawab
2.      Guru
·                  Memfasilitasi peserta didik untuk berpikir kritis, menganalisis, memecahkan masalah, bertindak tanpa rasa takut
·                  Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tulisan.
·                  Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja baik secara individu maupun kelompok.

                       3.            Konfirmasi

        Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan umpan balik terhadap apa yang dihasilkan atau dikerjakan oleh peserta didik melalui pengalaman belajar. Memberi apresiasi terhadap kelemahan atau kekuatan dengan menggunakan teori yang dikuasai oleh guru, menambaha informasi yang seharusnya dikuasai oleh peserta didik, mendorong peserta didik untuk menggunakan pengetahuan lebih lanjut dari sumber yang dipercaya untuk lebih menguatkan penguasaan kompetensi belajar agar lebih bermakna, setelah memperoleh keyakinan, maka peserta didik mengerjakan tugas-tugas untuk menghasilkan produk belajar yang kongkrit dan kontekstual. Guru membantu peserta didik menyelesaikan masalah dan menerapkan ilmu dalam aktivitas yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan guru dan peserta didik dalam siklus konfirmasi
                                 1.         Peserta didik
·                  Melakukan refleksi terhadap pengalaman belajar
·                  Mengkonfirmasi terhadap unsur-unsur yang dapat meningkatkan kejelasan atau kebenaran suatu informasi
·                  Mengadakan Tanya jawab dengan guru untuk menghilangkan keraguan tentan suatu konsep
                                 2.         Guru
·                  Memberikan umpan balik positif kepada peserta didik dan penguatan dalam bentuk lisan maupun tertulis
·                  Berperan sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjelaskan pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik
·                  Memberikan acuan agar peserta didik melakukan pengecekan hasil eksplorasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar