Apersepsi dalam pengajaran adalah menghubungkan pelajaran
lama dengan pelajaran baru, sebagai batu loncatan sejauh mana anak didik
menguasai pelajaran lama sehingga dengan mudah menyerap pelajaran baru. Disaat
kita akan mengajar sebuah konsep apa saja pada siswa, guru sebaiknya memahami
bahwa setiap sisiwa memiliki pengalaman, sikap dan kebiasaan yang berbeda, agar
dapat menggali dan menghubungkan pengalaman, sikap dan kebiasaan siswa terhadap
konsep yang akan kita ajarkan perlu kiranya kita kaitkan dengan epersepsi.
Apersepsi bisa saja berupa sebuah cerita, lagu, vidio, gambar dan lain-lain.
Contoh apersepsi dalam
pembelajaran kimia dengan materi :
Tata Nama senyawa
Guru : selamat pagi
anak-anak
Murid : selamat pagi bu
Guru : bagaimana kabar
kalian hari ini ? ada yang tidak hadir ?
Murid : kabar baik bu,
tidak ada bu semuanya hadir.
Guru : baiklah sebelum
kita mulai pembelajaran kita, silahkan berdoa dulu.
Murid : Baik bu (doa
berlangsung-sampai selesai )
Guru : ibu guru mau cerita dulu, boleh ya ?
Murid : ia bu
Guru : kemaren ibu bertemu
seseorang saat mengantri di kantor pos, mukanya sih terlihat garang dengan
badannya yang lebih tinggi dari ibu. Awalnya ibu ragu untuk mengajak ngobrol
namun ibu beranikan diri untuk berkenalan dengan orang tersebut. Setelah
berkenalan ternyata beliau adalah orang yang baik dan ternyata beliau tinggal
dekat perumahan ibu dan ibu pun langsung
ngobrol banyak dengan beliau.
Guru kemudian
memberikan pertanyaan kepada siswa “dari kejadian itu apa pelajaran yang bisa
kita ambil ? dan dalam kegiatan
perkenalan apa sih yang paling pertama kalian tanyakan ketika berkenalan?
Murid : nama bu.
Guru : mengapa harus
nama yang ingin kalian ketahui ?
Murid : karena nama
merupakan identitas seseorang bu.
Guru : ia benar nama
memang berfungsi sebagai identitas atau tanda pengenal seseorang. Hal ini juga berkaitan erat dengan senyawa.
Senyawa pun memiliki nama yang digunakan sebagai identitas senyawa tersebut
agar dapat dibedakan dengan senyawa lain.
Murid : ooh (sambil
mengangguk-angguk)
Guru : baiklah , minggu
lalu kita belajar tenang ikatan kimia, ada yang bisa menjelaskan apa itu ion dan ikatan kovalen ?
Murid :Ikatan ion
(disebut juga ikatan elektrovalen atau ikatan heteropolar) terjadi karena perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain. Ikatan ion terjadi antara
atom yang mudah melepaskan electron (elektropositif, umumnya atom logam golongan IA,
IIA, dan IIIA) dan
atom yang mudah menerima electron (elektronegatif, umumnya atom non logam VIA dan VIIA). Ikatan Kovalen Adalah ikatan yang terjadi
karena pemakaian
pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan kovalen
terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi
serta beda
keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan
ion.Pembentukan ikatan kovalen
harus sesuai dengan konfigurasi elektron pada unsur gas mulia yaitu 8 elektron (kecuali He
berjumlah 2 elektron).
Guru : bagus sekali, baiklah ibu akan memberikan contoh ikatan ion dan ibu
minta salah satu yang bisa untuk
mengerjakan di depan.
Bagaimana cara unsur Na dan Cl dapat berikatan menjadi senyawa
NaCl ?
Murid : mengerjakan di papan tulis
Na+ + Cl- →NaCl
Guru : lalu
apa namanya senyawa itu ?
Murid :
(menjawab ) Natrium dan Clorida kalau digabungkan maka menjadi Natrium Clorida
Guru : cukup
baik ya jawabannya. Lalu guru menjelaskan semua tentang tatanama senyawa.
2. Definisi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi
Dalam kamus bahasan Indonesia
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi memiliki pengertian
a. eksplorasi adalah kegiatan untuk
memperoleh pengalaman baru dari situasi yang baru
b. elaborasi adalah pengarapan secara
tekun dan cermat
c. Konfirmasi adalah pembenaran,
penegasan, pengesahan
pengaplikasian dalam RPP
1.
Eksplorasi
Dalam
kegiatan eksplorasi, guru melibatkan peserta didik dalam mencari dan menghimpun
informasi, menggunakan, menggunakan media untuk memperkaya pengalaman
mengelolah informasi, memfasilitasi peserta didik berinteraksi sehingga peserta
didik aktif, mendorong peserta didik mengamati gejala, menangkap tanda-tanda
yang membedakan dengan gejala pada peristiwa lain, mengamati objek dilapangan
dan laboratorium.
Kegiatan guru dan peserta didik dalam
siklus eksplorasi adalah:
a. Peserta didik
·
Membentuk kelompok kecil dan bersama teman kelompoknya menelusuri informasi
yang mereka butuhkan dan merumuskan masalah
·
Mengali informasi melalui membaca, berdiskusi atau melakukan percobaan
(eksperimen)
·
Mengumpulkan dan mengolah data
b. Guru
·
Menggunakan berbagai macam pendekatan atau media pembelajaran
·
Memfasilitasi terjadinya interaksi antara peserta didik dengan guru,
peserta didik dengan peserta didik lainnya maupun peserta didik dengan sumber
belajar
·
Melibatkan peserta didik secara aktif
2. Elaborasi
Dalam
kegiatan elaborasi, guru mendorong peserta didik untuk menulis hasil yang
diperoleh melalui kegiatan eksplorasi, mendiskusikan, mendengar pendapat untuk
lebih mendalami sesuatu. Menganilisi kekuatan atau kelemahan argument,
mendalami pengetahuan tentang sesuatu, membangun kesepakatan melalui kegiatan
kooperatif dan kolaborasi, menguji prediksi atau hipotesis, menyusun laporan
atau tulisan, menyajikan hasil belajar.
Kegiatan guru dan peserta didik dalam
siklus elaborasi:
1. Peserta didik
·
Melaporkan hasil yang diperoleh melalui kegiatan eksplorasi secara lisan
maupun tertulis baik secara individu maupu kelompok
·
Menanggapi laporan atau pendapat teman.
·
Menyampaikan argument secara santun
·
Mendiskusikan dan mengadakan Tanya jawab
2. Guru
·
Memfasilitasi peserta didik untuk berpikir kritis, menganalisis, memecahkan
masalah, bertindak tanpa rasa takut
·
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tulisan.
·
Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja baik secara
individu maupun kelompok.
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan umpan balik terhadap apa yang
dihasilkan atau dikerjakan oleh peserta didik melalui pengalaman belajar.
Memberi apresiasi terhadap kelemahan atau kekuatan dengan menggunakan teori
yang dikuasai oleh guru, menambaha informasi yang seharusnya dikuasai oleh
peserta didik, mendorong peserta didik untuk menggunakan pengetahuan lebih
lanjut dari sumber yang dipercaya untuk lebih menguatkan penguasaan kompetensi
belajar agar lebih bermakna, setelah memperoleh keyakinan, maka peserta didik
mengerjakan tugas-tugas untuk menghasilkan produk belajar yang kongkrit dan
kontekstual. Guru membantu peserta didik menyelesaikan masalah dan menerapkan
ilmu dalam aktivitas yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan guru dan peserta didik dalam
siklus konfirmasi
1. Peserta didik
·
Melakukan refleksi terhadap pengalaman belajar
·
Mengkonfirmasi terhadap unsur-unsur yang dapat meningkatkan kejelasan atau
kebenaran suatu informasi
·
Mengadakan Tanya jawab dengan guru untuk menghilangkan keraguan tentan
suatu konsep
2. Guru
·
Memberikan umpan balik positif kepada peserta didik dan penguatan dalam
bentuk lisan maupun tertulis
·
Berperan sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjelaskan pertanyaan
yang diajukan oleh peserta didik
·
Memberikan acuan agar peserta didik melakukan pengecekan hasil eksplorasi.